Aku menatapnya dari kejauhan, mencoba mengabaikan debaran yang tak seharusnya ada. Dia tertawa-ringan, bebas, seperti angin yang berlarian di padang ilalang. Cahaya sore memantulkan kilau lembut di matanya, dan untuk sesaat, aku lupa segalanya.
Tapi dunia ini
tak sesederhana itu.
Ketika dia
mendekat, suaranya lembut seperti alunan lagu lama yang hampir kulupakan.
"Kau baik-baik saja?" tanyanya, mungkin menyadari ada pergolakan di
dalam dadaku.
Aku tersenyum.
Bukan senyum bahagia, melainkan senyum yang menyembunyikan begitu banyak hal.
"Aku
baik," jawabku.
Dan aku memang
harus baik. Karena meski hatiku berbisik bahwa aku menginginkannya, ada janji
yang sudah lebih dulu kuikatkan pada seseorang.
Aku mengambil
napas dalam-dalam, menenangkan diri. Lalu, dengan suara yang hampir tak
terdengar, aku berkata, "Aku menyukaimu, tapi... aku tidak bisa."
Dia terdiam,
hanya menatapku dengan mata yang penuh pengertian. Angin sore berhembus di
antara kami, membawa pergi kata-kata yang tak pernah terucap, perasaan yang tak
pernah bisa dimiliki.
Kadang, cinta
bukan tentang memiliki. Kadang, cinta adalah tentang melepaskan, bahkan sebelum
menggenggamnya.
#Bulan
0 comments:
Posting Komentar