Ayah…
Hari ini aku melihat tubuhmu terbaring lemah adalah hal paling sulit yang pernah aku saksikan.
Dulu, tangan itu yang paling sering menggendongku,
Langkah itu yang paling sering kutiru saat belajar berdiri.
Sekarang, tangan itu lebih sering menahan sakit tapi tak pernah menahan senyummu untuk kami.
Ini kali kedua aku menangisi mu, bukan karena ocehan mu yang selalu membuat ku menangis, tapi ini karena kondisi ayah. Yang terbaring lemas dan pucat. Kau yang selalu mengajari ku hidup sederhana, berpenampilan sederhana. Bahkan waktu SMP ayah yang mengatarkan ku dengan motor lamanya, sehingga teman2x ku mengejek ku. Karena motor ayah.
Saat itu aku merasa malu sekali, padahal ayah memiliki banyak aset. Padahal ayah bisa membelikan motor baru untuk ayah saya sendiri. Hingga setelah dewasa aku tersadar, bahwa kendaraan yang selalu ayah banggakan dengan motor lamanya itu. Itu tidak lain dan tidak bukan karena kau tidak ingin memamerkan harta mu. Tapi ayah yang mengajarkan ku, untuk hidup sederhana..
Saat ini melihat kondisi ayah
Aku tahu, Ayah lelah.
Transfusi demi transfusi, rasa mual, pusing, dingin…
Tapi Ayah tetap memaksakan diri untuk membuka mata saat kami datang.
Itu cukup buat kami tahu, bahwa Ayah masih ingin bersama.
Ayah, tetaplah berjuang.
Bukan karena kami ingin menahanmu di dunia,
Tapi karena kami belum sanggup berjalan sejauh ini tanpamu.
Aku mencintaimu, Ayah.
Dan di setiap doa, namamu selalu kusebut